Hai Blog!
Apa Kabar???
Kangen gue gak? Hahaha.
Sorry for the loooong not contact with you, blog!
I know, there’s a lot of stories that i wanna tell everything in this blog.
Walaupun gue melihat banyak blog yang sudah berkembang dengan luar biasa. Namun, gue akan setia dengan konten blog gue, yang isinya adalah sampah curhatan tiada henti. Dan blog curhatan ini akan gue pertahankan sampai umur gue tua pokoknya. Gak mau tau! Hahaha
Kali ini gue mau cerita tentang pengalaman gak akan pernah gue lupakan, yaitu for the first time gue merasakan sensasi hypnotheraphy. Iya, begitu banyak hal yang mengantarkan gue hingga ke titik dimana gue memutuskan diterapi melalui ini. Menyembuhkan luka-luka yang tidak terlihat secara fisik namun masih terasa hingga saat ini.
Alhamdulillah banget, di kantor gue sekarang ini menyediakan fasilitas konsultasi psikolog untuk membantu setiap karyawan tentang masalah psikis yang dialami. I know, stigma tentang orang yang mencoba konsul ke psikolog itu masih dipandang bahwa orang tersebut mengalami masalah kejiwaan. Yup, gue memberanikan diri untuk mencoba ke psikolog. Di hari itu, gue memberanikan diri untuk konsul ke psikolog lewat suster di klinik kantor. saat itu jadwal psikolog adanya di hari selasa – kamis.
Awalnya gue malu-malu, pride gue terlalu besar bahwa gue itu membutuhkan tenaga ahli untuk mengurai permasalahan yang gue hadapi saat ini. iyak, gue terlalu sombong untuk bilang, I’m fine! dan semua itu gue bentengi dengan sifat gue yang ada saat ini.
Banyak juga yaa intronya haha. Ketauan kan akhirnya emang gue kangen banget sama nulis! segitunya yu! hahaha. Finally, gue bertemu dengan ibu psikolog gue, her name is Bu Ika. kadang gue suka panggil beliau dengan ibuk, bu dok, terserah suka-suka gue mau manggil apa, tapi kali ini gue panggil beliau di sini dengan Budok (Bu Dokter, padahal doi juga bukan dokter, tapi bagi gue dia adalah dokter gue, menyembuhkan cara berpikir gue dan hati gue tsah!).
Untuk pertama kalinya, gue ketemu doi, bingung mau ngomong apa. Gue bilang aja, kalo gue punya gejala ketika gue dalam presentasi kantor yang penting, ditengah jalan kadang gue suka mengalami blank seketika dan itu membuat apa yang gue pikirkan dengan yang ingin gue bicarakan menjadi tidak sinkron. Akhirnya, dia menyuruh gue untuk menggambarkan sesuatu. Pertama, gue disuruh gambar pohon, kedua gue disuruh gambar orang dan yang ketiga gue disuruh menggambar ketiga unsur dalam satu gambar yaitu orang, pohon dan rumah.
Dan setelah kegiatan yang melelahkan tersebut, karena pada dasarnya gue ini low skill dalam menggambar beneran deh. Akhirnya, Bu dok berkesimpulan, bahwa gue adalah pure introvert, pemalu, dan tidak percaya diri. Dan ini gue merasa ada benarnya. Karena ada saat nya gue merasa gue kaya punya sisi itu. Namun, menurut Bu dok ada sesuatu yang membuat sifat-sifat ini tertutupi dengan sifat gue sekarang. apakah itu disebut bipolar? Nope, that’s such huge different. Karena gue menutupi sifat gue dengan sadar. Dan emang sifat asli gue harus gue katakan memang tertutupi, karena gue mencoba survey ke beberapa teman gue dan gak ada yang bilang gue ini introvert. ah, gue gak mau ambil pusing. Hahaha.
Finally, gue pun mencoba untuk “membuka semua” kepada Bu dok. Karena gue ingin perasaan bersalah gue yang sampai saat ini gue rasakan segera hilang. Perasaan bersalah sebagai seorang anak yang belum bisa mebahagiakan kedua orangtua, seorang adik yang tidak bisa melindungi kakaknya yang berkebutuhan khusus, seorang kakak yang belum menjadi role model untuk adik-adiknya, dan masih banyak “rasa bersalah” yang gue tujukan terhadap diri sendiri. Setelah diskusi panjang lebar dengan Bu dok akhirnya, Bu dok merasa perlu untuk mengetahui akar permasalahan gue. Sehingga Bu dok memutuskan untuk menjadwalkan 4 kali hypnotheraphy.
Hypnotheraphy pertama dijadwalkan di next meeting. Dan pada saat itu, gue gak ada bayangan bakal gimana hypno itu, karena pada dasarnya gue hanya tau hypno itu kaya di reality show nya uya kuya kali yaa wkwkw. Pada awalnya gue diajak ngobrol-ngobrol santai dulu dengan Bu dok, sepertinya gue dibuat relax dulu tanpa merasa terbebani atau takut hypno. Dan bu dok hanya berpesan untuk jangan tegang, just relax. Pada awak dimulai, gue disuruh membayangkan gue berada di tempat yang paling nyaman buat gue, gue pun bisa merasakan kenyamanan itu. Dan yang paling mengejutkan menurut gue, ada instruksi dari Bu dok yang bilang kalo mata gue ini akan diberikan lem dan semakin gue berusaha untuk membuka maka semakin rekat dan mata gue semakin sulit untuk dibuka. And that’s true! Takjub asli gue! haha. Dan sepanjang hypnotherapy gue dibawa untuk berkelana menjelajahi masa kecil gue hingga masa-masa yang menyakitkan buat gue. Dan hal yang selama ini gue sembunyikan dan coba untuk gue kubur, finally keluar semua! Wah lega sih! Gue nangis sejadi jadi nya, hal yang gak bisa gue ungkapkan even ke nyokap gue, akhirnya bisa gue ceritakan ke Bu dok. Gue juga masih inget Bu dok ikut nangis, iyaa beliau ikut terisak dengan cerita gue. Dan itu membuat gue semakin percaya untuk menceritakan semua. Gak sampai disitu, gue juga diminta untuk bertukar peran dengan orang-orang yang selama ini gue anggap pernah gue sakiti, gue merasa secara nyata berada di percakapan bersama mereka, gue gak menyangka bisa se real itu rasanya.
Jawaban yang selama ini gue butuhkan yaitu memaafkan diri sendiri. Itu yang gue sadari dan sejujurnya ini gak mudah untuk dipraktekan, karena sebagian dalam diri gue gak puas dengan apa yang telah gue capai sampai saat ini. Intinya, gue harus berdamai dengan diri gue sendiri dan semua masalah itu gak hanya terselesaikan dengan hanya memberikan sugesti “i am okay! i am fine!”. Mungkin itu bisa jadi efektif, tapi itu bukan solusi permanen, tapi bisa jadi itu hanya akan membendung masalah masalah lo yang tidak bisa terselesaikan. Gue hanya ingin berbagi dengan kalian yang merasa gak bisa menceritakan masalah kalian sebenernya kepada orang-orang sekitar even kepada orang tua kalian, gue sangat menyarankan untuk ke psikolog yaa. Yaelah yu? lo nya aja kurang dekat dengan Allah! Tinggal lo rajin sholat sama banyak ngaji. Iya, terimakasih telah memberikan saran seperti itu even orang tua gue juga sama menasihati itu, namun pada kenyataan nya rasa bersalah gue masih terus ada, dan gue rasa perlu berkonsultasi dengan ahlinya. Jangan terlalu diambil pusing tentang stigma orang-orang yang berpikir bahwa ke psikolog itu orang gila, kalo gue dalam posisi lo, gue akan tempel di jidat mereka, kalo gangguan jiwa itu berobat ke psikiater! Dan antara psikolog dan psikiater itu BEDA! Haha.
Cheers for you! Live your life 🙂