Disini Berakhirnya Sampahku

Pernah gak sih kalian berpikir kemana sampah yang kita hasilkan akan berakhir? Apakah berakhir di TPA? Apakah berakhir dipengelolahan limbah yang ternyata menghasilkan produk baru? atau buruknya malah menjadi penyebab banjir atau kerusakan lingkungan lainnya?

Dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Februari 2019, bahwa saat ini Indonesia menghasilkan sedikitnya 64 juta ton timbunan sampah setiap tahunnya. Berdasarkan data tersebut, sekitar 60% sampah diangkut dan ditimbun ke TPA, dan hanya 10% sampah didaur ulang, sedangkan 30% lainnya tidak dikelola dan mencemari lingkungan.

Kemudian, menurut Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Bantar Gebang, Asep Kuswanto kepada detikX, bahwa TPST Bantargebang akan penuh pada tahun 2022, bahkan bisa lebih cepat di tahun ini, dan dari hasil kajian dan hitungan, kapasitas yang ada di Bantargebang tersisa hanya 10 juta ton. Terus kalau gitu warga Jakarta dan Bekasi, tahun ini kira-kira sampah mereka akan ditaro dimana ya?

Kita tau selama ini, pembuangan sampah hanya sebatas pengangkutan lalu ditimbun di TPA tanpa adanya proses pemisahan terlebih dahulu. Semua sampah jenis organik, anorganik, elektronik, dll berbaur menjadi satu, menyulitkan para pemulung untuk mengambil sampah yang sekiranya masih memiliki nilai ekonomi tinggi. Apalagi timbunan sampah yang bercampur ini sangat membahayakan loh, mulai dari gas metana yang dihasilkan akan menambah emisi gas rumah kaca, menurunkan kadar kesuburan pada tanah didaerah tersebut, dan semua ini bukan hanya memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, tetapi pada manusia itu sendiri terutama para pekerja yang menggantung hidupnya dari sampah Bantargebang. Bisa dibilang kalau kita tetap menggunakan proses pengumpulan sampah tanpa ada proses pemisahan, kita sudah temaksuk mendzolimi mereka dan juga bumi.

Terus apa nih yang bisa kita lakukan sebagai individu untuk mengurangi sampah agar tidak ada penumpukan di TPA? mudah, dan pasti semua orang juga sudah tau. Teringat perkataan dari pak iskandar bumilangit, menurut beliau apapun yang Tuhan ciptakan pasti bisa terurai, Tuhan tidak menciptakan kesia-siaan, semua terwujud dalam rangka kemanfaatan. Jadi, ketika kita melihat sesuatu yang berupa kesia-siaan contoh kasus ini adalah sampah, berarti kita harus segera merubah paradigma terhadap sisa konsumsi (sampah) tersebut.

Ok, selama ini sampah yang kita hasilkan gak jauh dari sampah plastik, kertas, dan pastinya sampah organik (sisa dari hasil saat memproses makanan ataupun setelahnya). Di jaman pandemik seperti ini banyak diantara kita mulai menyukai kegiatan bercocok tanam, yeap Urban Farming mulai populer saat ini. Aku termaksuk orang sudah tertarik dengan kegiatan tersebut, mulai dari menanam bunga hingga tanaman yang memberikan kebutuhan pangan. Kegiatan bertanam pun membuatku sadar tehadap pupuk apa yang akan aku gunakan, sustainable atau tidak? Nah dari situ aku mulai mencoba mengedukasikan diri untuk belajar membuat pupuk kompos dari sisa makanan di rumah. Dulu aku belajar lewat youtube Waste4Change, penjelasan mereka sangat detail disini.

Ini sangat berhasil membuat sampah dirumah gak bau sama sekali, benar-benar kering. Dan menurutku sangat sesuai dengan apa yang Allah firmankan mengenai, “apa yang Allah ciptakan dari tanah, akan kembali ke tanah”. Ketika kita kembalikan apapun yang Allah ciptakan dari mahluk hidup (contohnya disini adalah sisa makanan) ke tanah, ternyata memang memberikan manfaat pada tanah dan juga tanaman. Tanah menjadi subur, tidak terkontaminasi dengan bahan kimia sehingga memberikan umur panjang terhadap tanah, dan tanaman pun mendapatkan nutrisi baik sesuai yang dibutuhkan.

Sejujur nya aku juga masih kesulitan dalam memilah-milih sampah, terutama sampah plastik sekali pakai. Kadang ketika kita sudah paham akan pentingnya membawa shopping bag, namun tersadar akan produk yang kita beli packagingnya semua berbahan plastik. Rasanya hopeless sendiri, seakan jauh banget dari kata zero waste. Tapi yang perlu diingat, ketika kita punya rasa bersalah akan penggunaan plastik, kita seharusnya bangga, berarti hidayah itu dekat dengan kita, yang seharusnya perlu kita takutkan adalah ketika kita merasa baik baik saja saat menggunakan plastik secara berlebih.

Tidak jarang Bank Sampah yang menolak sampah plastik sekali pakai (sachet atau kresek). Namun jangan khawatir, waste4chage yang merupakan perusahaan pengolahan sampah / Waste Management Indonesia akan menerima sampah mu dengan senang hati, malahan mereka memberikan opsi-opsi menarik untuk memudahkan kita mengirim sampah, dan mereka menjamin bahwa sampah kita akan didaur ulang secara maksimal loh.

Oh iya, khusus untuk para Jakartanians yang mungkin mager atau ngerasa kurang memiliki banyak waktu utuk mendatangi atau mengirim sampah ke pos waste4change, ini nih salah satu opsi yang paling menggiurkan buat kalian, yaitu Personal Waste Management, jadi nanti para personil waste4change akan mendatangi rumah kalian untuk mengambil sampah yang sudah terpilah sebelumnya. dan bahkan buat kalian yang merupakan pelaku bisnis berskala kantor/gedung dan ingin meningkatkan citra perusahaan yang peduli akan lingkungan dengan waste management, waste4change juga menyediakan layanan yang benama Extended Producer Responsibility Indonesia, dari pelayanan yang ditawarkan dengan banyaknya keuntungan yang didapat, this is worth trying.

Pada dasarnya memang manusia itu enggan berdekat-dekatan dengan sampah, ketika ada sampah rasanya ingin segera disingkirkan, ujung-ujungnya cari TPS atau lebih parahnya lagi dibuang sembarangan, yang penting intinya pergi dulu deh dari pandangan kita. Beda sekali kalau kita ubah cara pandang kita terhadap sampah. Sampah organik yang memang siklusnya harus dikembalikan ke tanah, sedangkan sampah anorganik bisa kita maksimalkan penggunaannya dengan cara recycling atau upcyling, dan kalau kita masih kesulitan untuk me-recycle, bisa kirim ke Bank Sampah professional seperti waste4change. semua sudah ada caranya masing-masing, sekarang tergantung kepada kita, apakah mau bertanggung jawab dengan sampah kita atau tetap acuh melihat timbunan sampah telah merusak ekosistem di bumi ini?


Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021
Nama penulis : Ayyu Aghniaty

6 thoughts on “Disini Berakhirnya Sampahku

  1. Semoga ke depannya di Indonesia makin banyak yg memilah sampah. Klo saya sampah dapur ku manfaatin buat kompos, spt kupasan bawang, potongan sayur ga dimasak kutimbun tanah ntar dibongkar jadi deh pupuk, malah thn ini klo jd pengen beli (pelihara) cacing 😆 krn sampah dapurku (sayuran/buah) banyak banget lumayan kan buat makanan cacing aja trus cacing yg ngolah/bikinin pupuk buatku. Salam hijau dan semoga menang ya lombanya 😉 .

Leave a comment