“Enjoy your life…
Jangan menikah cepat-cepat..”
Berikut sepenggal percakapan saya dengan expat, atasan yang diimport langsung dari korea, yang membuat saya tergelitik. Karena sejujurnya agak aneh saja, disaat sekitar saya menyarankan segera mempercepat. Toh gak baik kelamaan berpacaran, namun hal ini berbeda dengan expat saya.
Saya masih ga habis pikir, kenapa toh si expat bisa kepikiran ngomong kaya gitu haha. Hal ini juga menjadi oase disaat orang-orang di sekitar saya mulai sering mananyakan, jadi kapan menikah? Kapan lanjut S2? Kapan punya rumah? Kapan ini.. kapan itu.. hoeek
Enjoy your life. Yaaak, buat saya yang gak suka mematok dengan saklek kehidupan saya harus dengan pencapaian ini itu. Nyata nya membuat saya agak risih untuk menghadapi pertanyaan dan pernyataan sejenisnya. Saya yakin setiap umat memiliki rezeki masing masing. Namun bagaimana cara orang tersebut untuk menjemput rezeki masing masing. Biarkanlah tiap individu memiliki cara dan prinsip untuk menjemput rezeki yang telah Allah tetapkan sejak kita berada di dalam kandungan usia 4 bulan lebih 10 hari.
Jangan pernah takut atau khawatir ketika sesuatu yang kita inginkan belum juga terkabul. Karena bisa jadi apa yang kita inginkan itu gak baik buat kita. Setiap momen atau hal yang terjadi dalam hidup kita entah di tiap detik, tiap meter dan tiap gramnya hehe.. semua nya punya masing masing hikmah dan cerita dibalik kejadian yang terjadi. Maka enjoy every moment that happen in your life. Dont ever wasting your time to ask why and why. Yakin semua punya arti dibalik kesulitan bahkan kebahagiaan yang terjadi dalam hidup kita.
Sempat tergelitik dengan pernyataan umi astri ivo, “Beriman itu bukan hanya percaya pada Allah saja, kalo kaya gitu namanya iman di bibir saja, namun percayakan seluruh hidup kita ini kepada Allah”. Lalu pertanyaan selanjutnya muncul, sudah kah kita percayakan seluruh hidup kita ini kepada Allah?