Hmm.. Sejujurnya, saya lagi bertanya-tanya tentang apa itu komitmen sesungguhnya. Karena sampai saat ini saya tidak memiliki dasar tentang apa itu komitmen dan harus bagaimana komitmen itu berjalan. Semua terlihat bias dimata saya. Hingga akhirnya, saya ditempatkan pada posisi yang membingungkan, apakah ini komitmen atau hanya keinginan belaka untuk memiliki?
Selama ini saya selalu berpikir bahwa komitmen itu harus fokus pada suatu hal secara konsisten. Namun, hal ini tergelitik karena novel Supernova, karangan Dee. Novel yang membuat saya mikir ulang tentang apa itu komitmen. Apakah komitmen itu memang harus konsisten selama proses mencapai akhir? Tapi, manusia kan tempat khilaf segala-galanya, kadang bener kadang gak, kadang inget kadang gak. Pokoknya manusia itu makhluk paling tidak bisa terprediksi atas segala complicatednya pikiran mereka. Jadi, kok ya banyak sih pasangan hidup yang berpuluh-puluh tahun hidup bersama, mereka emang ga bosen atau jengah dengan komitmen yg selama ini dijalani?
According to the novel supernova yang baru saya baca minggu lalu, itu semua gara-gara gagal nonton filmnya dan orang-orang bilang bagus, jadi penasaran. Novelnya menceritakan tentang perempuan bernama Rana, she’s married dan dia terjebak cinta terlarang dengan pria sukses dan single, Re. Rana pun merasa keputusannya menikahi Arwin terlalu terburu-buru karena dia baru menemui sosok yang selama ini dicarinya, yaitu Re. Hingga singkat cerita Arwin, Suami Rana, mengetahui kelakuan minus istrinya. Bayangkan wahai kalian para suami/istri kalian ngeliat dengan mata kepala sendiri istri/suami kalian selingkuh! BAH!
Dan gak nyangkanya, di cerita ini, Arwin memeluk Rana dan bilang, “Aku merasakan sakit ternyata selama ini aku tidak bisa membuatmu bahagia selama kau menikah denganku. Dan aku bahagia melihatmu bisa tertawa lepas bersama lelaki itu. Kau bebas Rana!”. And what do you think about what Rana does after her husband tell that statement? Running away to Re? Dan jawabannya adalah BIG no! Justru Rana langsung memeluk Arwin dan kembali. That’s it!
Arwin bisa sebegitu gampangnya ngomong kalo dia merelakan Rana untuk bersama Re. Apakah itu tahapan cinta dimana melihat orang yang dicintai bahagia walaupun bersama orang lain? Padahal Arwin dan Rana telah berkomitmen, apakah dengan sebegitu mudahnya melepaskan begitu saja Rana untuk bersama Re? Dan itu yang selama ini bikin pertanyaan besar dalam diri gue, Apakah sudah siap dengan Komitmen?

ini ada quotes tentang komitmen. what do you think?
Ngeblank aku membayangkan Fedi Nuril nya, hahaha.
udah menikah ya? komitmen! jangan ditinggalin!
beluuum.. hehehe :p
… *numpang lewat, masih bocah utk memberi komentar ttg komitmen*
Masih bocah? Apaaah? Hahaha
kadang2 ditengah jalan jadi berubah ngerasa gak siap hehe
Apa itu cuma perasaan ga siap ya? Hehe
belajar sm yg udh berpengalaman. cth ayah-ibu. apa yg membuat komitmen pernikahan sedemikian kuatnya~
*aduh saya kan masihkecil*
*mlipir~
😀
Hihi.. Iyaaah yah mereka bisa kuat banget menjaga komitmen 😂😂😂
alhamdulillah akhirnya kamu update lagi, bo. aku tungguin lo.
komitmen itu pegang pekerjaan sampai akhir. misalnya, aku gak bakalan mau ngerjain hal lain sebelum kerjaan yang ini selesai. gitu juga pokoknya kerjain sampe selesai. makanya baca buku sama nonton film harus sampe tamat. makanya itu juga aku gak suka liat sinetron, film seri atau komik yang gak tamat2. gak bisa komitmen waktunya. kalo nanti ada apa-apa gimana? kan jadi gak selesai?
komtimen lebih gampang pa sesuatu yang pendek daripada yang panjang.
aaaah.. thank you winterwing.. komitmen itu kaya nulis juga kali yaaa… 😦 *jadi malu jarang update blog…
Tapi….menikah itu tentang komitment memang benar, cuma katanya sih dalam pernikahan memasuki usia 1 tahun tahapannya juga sudah saling membutuhkan. Bingung juga jadinya 😀
hmmm.. belum ngerasain mba yang namanya menikah, jadi belum tau. hihih
nice
thank you 🙂
selamat menunaikan ibadah puasa.
hmm komitmen yah, menurut aku itu tanggung jawab kali yah Bo.
Keberanian seseorang untuk mengambil sesuatu yang mungkin penuh resiko, ujian, hambatan dan bonusnya kebahagiaan 🙂
amiiin.. semoga kak keke dipercepat untuk segera “berkomitmen” yah hehe :p
Berkomitmen? siap ah 😀
Haloo mbak Keboo 😀 posting lagi dong :3
hai febri.. iya nih.. kangen nulis juga 😦
Hihihihi nulis lagi dong mbak kebo :3
Spertinya, saya lihat anda semakin dewasa #haha
hoiyaaaa kah mas? cuma review novel doang kok mas hehe.. :p
KEBOO-KEBOOOOO
BIKIN NYESEK JUGA REVIEWNYA PADAHAL BARU SEUPRIT
HASSSSSSSSSSSSSSSSSSS
HUUUUUUU *NANGIS DI BAWAH JEMURAN.
hehe.. iyaaa makasih bang cups 🙂
tapi udah jarang nulis nihh. huhuhu 😦
komitmen itu sepengetahuan saya kerjasama oleh dua (atau banyak) belah pihak yang dilandasi kesabaran dan semangat pantang menyerah. Udah kayak berjuang aja, hahahaha 😀
Tapi emang gitu sih, klo satu pihak semangat, tapi pihak yg lain loyo, ya susah untuk komitmen. Harus saling sinergi, dukung-mendukung, prakteknya repot, tapi jadi manusia sendiri kan sudah merepotkan :D.
hmmm.. bener juga yah, komitmen itu kerjsama dan saling sinergi. nice 😀 thank you mas mawi 🙂