Sebuah Kisah

Saya ingin bercerita tentang sebuah kisah. Mungkin ini kisah absurd yang gak akan menarik di mata kalian. Tapi, kisah ini nyata, ada di sekitar saya, persis jelas tergambar.

Teman saya ini adalah seorang perempuan enerjik dan selalu ceria, namun saya tau dibalik senyuman dan tawa riangnya dia memiliki sebuah sisi rapuh. Kebiasaan nya adalah memendam rasa sakit dan berusaha melupakan itu semua. Well, untuk sementara waktu rasa sakit dan segala urusan yang membuat kepalanya semakin penuh akan terabaikan dan terlupakan, NAMUN itu hanya untuk sementara waktu.

Teman saya memiliki seorang “kekasih” katanya. Tapi, apakah benar dia dianggap kekasih oleh lelaki yang dia puja-puja selama ini? Saya rasa tidak. Karena berdasarkan kejadian yang saya dengar darinya, lelakinya itu menyembunyikan status diantara teman-teman nya dengan menyembunyikan foto-foto yang menunjukkan kebersamaan mereka disaat teman-temannya berkunjung. Alasan nya klasik,  Sang lelaki ingin melindungi identitas teman saya ini. Yang terlintas di pikiran saya selama ini, memang sejahat apakah teman-teman nya? Apakah mereka akan sampai hati melukai hingga membunuh teman saya ini karena tau sang lelaki bersama teman saya?

Suatu saat ada momen teman saya shock, karena ada seorang wanita lain yang menyatakan suka kepadanya. Tentu saja lelaki ini menolak ajakan sang wanita untuk merajut sebuah hubungan, namun yang membuat shock, sang lelaki menjawab bahwa lelaki tersebut ingin sendiri dulu. Teman saya kaget, berarti selama ini dia dianggap apa, pajangan atau selir yang bisa datang dan pergi kapan saja?

Ah. Namun, teman saya ini bisa berbuat apa, tidak ada yang menguatkan teman saya ini untuk mengatakan keluh kesahnya. Well, mungkin ada beberapa orang yang kisahnya sama, namun teman saya ini tetap saja dengan bodohnya menunggu sang lelaki yang jealas-jelas mengacuhkan nya secara psikis. Mungkin kehadiran sang lelaki yang intens ini mengobati perasaan luka teman saya. Memang kau terlalu lemah untuk urusan ini, teman.

teman

37 thoughts on “Sebuah Kisah

  1. Hmmm, coba sedikit2 kamu kasih masukan Yu. Sapa tau hati dan pikirannya jadi lebih terbuka dan sadar. Semoga temenmu dikasih kemudahan dan ketabahan ya ….

  2. saya pernah mengalami posisi seperti si perempuan, sulit emang kalo misanya kita sudah memiliki rasa, akhirnya ngebatin lagi-ngebatin lagi, solusinya tinggalkan saja si cowok itu perlahan-lahan dengan mencoba mencari penggantinya yng lebih baik (asal jangan pelampiasan saja)

  3. Lebih baik temen kamu jangan terlalu banyak berharap ama cowok semacam itu lah…
    Buka mata, buka hati untuk lelaki lain yang lebih bisa menghargai rasa cinta *adeuuuh komenku… gak kukuuu*

  4. yang dimaksud ‘teman saya’ ini beneran temen atau ternyata malah sendirinya? hehe…

    saat jatuh cinta, ada zat yang bikin otak gak berfungsi untuk menalarnya secara logika, mungkin, ‘teman saya’ ini benar2 sedang jatuh cinta, sejatuh-jatuhnya… haha

Leave a reply to kebomandi Cancel reply